Puluhan anak belasan tahun putra maupun putri tanpa sungkan berbaur dengan para tukang. Mereka bergantian mengangkat ember-ember berisi adonan semen. Di dalam kehidupan pondok pesantren, mereka dilatih untuk berkeringat demi berdirinya tempat ibadah atau majlis ilmu dan beramal jariah untuk generasi masa mendatang.
Huda (17), seorang santri asal Bantul, berulang kali mengisi ember-ember besar dengan pasir. Ember kemudian diangkat dan diberikan kepada para tukang untuk dicampur semen dan batu, begitu seterusnya.
imam (18), santri Kelas XII, menenteng ember berisi adonan semen, lalu memberikannya kepada teman-temannya yang sudah menunggu dan berderet hingga lantai tiga. Dalam dua hari ini,target lantai tiga asrama berukuran 14 meter x 20 meter ini harus segera selesai dicor.
”Enggak capek kok, dan meskipun capek, tapi semoga bisa menjadi amal jariah kami”. kata Huda. Suasana gotong royong dalam pembangunan asrama lantai tiga ini Panti asuhan Miftahunnajah Yogyakarta tampak meriah. Sambil bekerja, para santri tampak bersenda gurau dan terlihat akrab dengan para Tukang. Tampak juga sebagian santri putri sedang membawakan makanan dan minuman yang akan diberikan pada santri santri yang telah usai bekerja sebagai pemulih tenaga.
Selang enam jam, kelompok santri berikutnya datang menggantikan mereka yang telah bekerja. Setengah hari, semua santri mendapat giliran tugas dan harus rela berpanas-panas di bawah terik matahari selama enam jam.
Tumbuh rasa memiliki
Bekerja sudah menjadi
kebiasaan rutin para santri. sebelumnya, santri juga dilibatkan dalam
pembangunan awal gedung sekolah dan pondok pesantren. Harapannya, dalam setiap
pribadi santri tumbuh rasa memiliki terhadap gedung-gedung yang dibangun dengan
dana ratusan juta rupiah tersebut. Panti asuhan dengan 63 santri ini tidak
hanya menekankan pendidikan agama semata, tetapi juga pendidikan entrepreneurship
dan pendidikan karakter.
”Kami berharap setiap santri di sini turut bertanggung jawab dan ikut memiliki terhadap fasilitas apa pun di pondok pesantren. Dengan bergotong royong, mereka akan membuat peninggalan dan amal jariah bagi generasi-generasi santri berikutnya,” kata Pengasuh Panti asuhan Miftahunnajah Yogyakarta KH M. Khoeron Marzuqi S Ag.
”Kami berharap setiap santri di sini turut bertanggung jawab dan ikut memiliki terhadap fasilitas apa pun di pondok pesantren. Dengan bergotong royong, mereka akan membuat peninggalan dan amal jariah bagi generasi-generasi santri berikutnya,” kata Pengasuh Panti asuhan Miftahunnajah Yogyakarta KH M. Khoeron Marzuqi S Ag.
Menurut Ust Moh Indra S Pd.i,
Pada awalnya, pembangunan Asrama baru di Panti asuhan Miftahunnajah Yogyakarta
sebenarnya akan diserahkan kepada kontraktor. Namun, untuk menumbuhkan rasa
memiliki dalam diri setiap santri, niat menggunakan kontraktor itu diurungkan
dan santrilah yang dilibatkan dalam pengecoran lantai tiga asrama itu.
Dan Alhamdulillah setelah
dua hari para santri bekerja keras tanpa lelah, pada hari kedua tepat jam 22.00
kerja bakti ngecor pun telah selesai. Kami ucapkan terima kasih kepada para
santri asatidz para tukang juga masyarakat yang telah bekerja keras dan
terutama ucapan terima kasih kami kepada para donatur yang telah menggalangkan
dananya kepada kami Panti asuhan Miftahunnajah. (2/2/14 Nam_Laz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar